mellbao itu Hijau
mellbao itu alami
mellbao itu bukan nama makanan cepat saji
mellbao itu Hak Asasi
mellbao itu Angin sepoi-sepoi
mellbao itu Damai
mellbao itu senyum anak negeri
mellbao itu bersih
mellbao itu Murni
mellbao itu Jernih
mellbao itu akal sehat
mellbao itu optimis
mellbao itu pemimpin yang adil dan bijak
mellbao itu Cinta
mellbao itu Amanah
mellbao itu adalah kehidupan kini dan nanti
mellbao itu aku, kamu dan mereka
mellbao itu satu, yang katakan TIDAK pada kemungkaran
mellbao itu alami
mellbao itu bukan nama makanan cepat saji
mellbao itu Hak Asasi
mellbao itu Angin sepoi-sepoi
mellbao itu Damai
mellbao itu senyum anak negeri
mellbao itu bersih
mellbao itu Murni
mellbao itu Jernih
mellbao itu akal sehat
mellbao itu optimis
mellbao itu pemimpin yang adil dan bijak
mellbao itu Cinta
mellbao itu Amanah
mellbao itu adalah kehidupan kini dan nanti
mellbao itu aku, kamu dan mereka
mellbao itu satu, yang katakan TIDAK pada kemungkaran
Matahari sore baru saja melepas lelah di langit barat, melemparkan senyum keemasannya hingga jatuh di riak air laut yang ikut membiaskannya bersama angin sepoi-sepoinya yang damai bertiup. Sementara tepi pantai Ampenan terlihat wajahwajah terpesona dengan mata tak kalah takjub memandang sapuan kuas Yang Maha pada langit sore Ampenan dari sisa dermaga tuanya.
suara riang bocah-bocah yang berlarian disela canda ombak memecah bibir pantai yang sudah ditameng beton pemecah ombak membuat suasana muram kota tua Ampenan sedikit berkurang. Bangunan-bangunan tua yang semakin lapuk dan digerogoti zaman bawa kisah masa lalu lewat puing-puingnya juga tembok yang compang-camping serta atap yang ambruk.
Saat malam mulai menjelang dan lampu di jalan-jalan setapak dibibir pantai mulai menyala, tembang tua kota Ampenan mulai berubah. Geliatnya sedikit bersemangat dengan riuh deru kendaraan lalu-lalang dan pedagang kaki lima yang mulai menjajakan menu khas si Nyonya tua Ampenan. Sepanjang jalan di sepanjang malam, Ampenan terlihat bergairah walau keriputnya makin terlihat lewat bagunannya yang semakin lapuk.
Susuri jalan di gang-gang kampung dipantai Ampenan bawa kita kepemandangan hitam putih kehidupan, begitu redup dan suntuk. Sempit, padat dan penat. Menepi ke pinggiran kampung yang berbatasan dengan kali jangkok, wajahnya makin suram seperti terlihat pada wajah seorang wanita tua yang menatap malam kekedalaman pantai yang juga semakin kelam. Diujung usianya yang mungkin sama dengan usia kota tua Ampenan, ia katakan letih lewat matanya yang mulai redup. Airmatanya menetes perlahan seakan beban yang diembannya begitu berat, kala melihat cucu-cucunya tergolek kasar tidur diranjang bambu usang berlapis kardus. "Suram hari depan suram masa depan sesuram hidup ini" bisik hatinya.
REVITALISASI HIJAU
Sementara itu, dipusat pemerintahan Kota Mataram, didalam otak para pembuat keputusan. Sebuah rencana besar sedang dibuat. Sebuah rencana yang akan mengubah Si Nyonya Tua, Kota Ampenan. Yaitu rencana Revitalisasi Kota Tua Ampenan.
Rencana yang diharapkan bisa dan mampu mengubah hidup dan kehidupan kota dan penghuninya berubah menjadi lebih baik. Walaupun belum diketahui kapan pastinya rencana tersebut dilaksanakan, namun kabar Revitalisasi itu sudah berhembus ditiup angin bawa cerita yang langsung menggugah asa warga kota tua Ampenan. Harapan besarpun muncul, seperti Wawan seorang warga kampung melayu bangsal yang rumahnya ada didaerah pantai Ampenan mengatakan,"kalo memang benar rencana revitalisasi itu ada, ana yakin kehidupan masyarakat Ampenan akan jauh lebih baik." katanya dalam aksen ampenannya yang kental.
Dan harapan mereka warga Ampenan, rencana revitalisasi ini tidak sekedar rencana pembangunan seperti yang terjadi dikota-kota besar lainnya di negeri ini, yang kadang bahkan keseringan selalu sekedar; pokoknya membangun, pokonya maju, pokoknya modern tanpa memperdulikan dampaknya untuk hidup dan kehidupan bagi generasi berikutnya.
Konsep Green City dalam rencana revitalisasi Kota Tua Ampenan sepertinya perlu dipertimbangkan agar kota Ampenan tidak menjadi kota yang sumpek dengan pohon-pohon beton disana-sini hingga bahkan membuat sinar mentaripun jadi sulit terlihat. Dengan konsep green city yang juga untuk menjalankan titah UU No.26 tahu 2007 tentang penataan ruang yang mengharuskan 30% areanya dijadikan daerah vegetasi (hijau), 10% infrastruktur dan 60% untuk prasarana hidup, kota tua Ampenan akan menjadi kota yang sehat, maju, aman bagi penghuninya. Dan konflik yang terjadi akibat pengelolaan kota jadi berkurang, terciptanya kenyamanan kehidupan dalam masyarakat menyangkut fisik dan rohani serta keseimbangan manusia dengan alam akan terjaga.
Jadi, Revitalisasi Hijau? Why Not
Menghirup secangkir kopi hangat yang kental diantara bisik angin malam yang dingin yang membawa cerita tentang kapal-kapal tua, tentang dermaga, tentang penjajah, tentang laut, tentang perdagangan dan tentang tentang yang lain Si Nyonya Tua meredup, membawa mimpinya terbang jauh bersama harapan akan hari esok yang lebih baik. menjadi hijau, menjadi Mellbao.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar