mellbaoNews Jum'at 18 Mei 2012, Hari masih pagi saat suara gemuruh memecah ketentraman kota Mataram. Angin menderu seru di atas Taman Sangkareang hingga membuat riuh pepohonan yang berada disekeliling taman kebanggaan Kota Metro NTB itu. Daun-daun kocar-kacir, debu berputar membuat pusaran kecil sehingga pedagang kaki lima yang mangkal di Taman Sangkareang panik.

Seribuan mata yang masih melongo takjub en heran melihat Helikopter di tengah kota berusaha mendekat, namun puluhan Polisi dan Tentara menahan langkah penasaran mereka. Pemandangan dan kejadian Helikopter mendarat di tengah kota itu jelas membuat banyak warga kota yang kebetulan melintas di taman sangkareang tertarik, namun banyak juga yang menyayangkan kenapa Helikopter tersebut mendarat di taman sangkareang. "itu kan bisa merusak pepohonan disana, juga pemukiman atau gedung perkantoran yang mungkin saja tidak bisa menahan kencangnya putaran baling-baling heli." kata salah seorang warga yang berusaha diam-diam lepas dari penjagaan petugas.

Terlepas dari pro kontra nyelekit warga kota mataram tentang aksi Landing helikopter presiden, memang seharusnya NTB punya fasilitas Helipad di kantor Gubernur agar kapanpun pejabat tinggi negeri yang datang berkunjung bisa dengan santun masuk pekarangan kita. Tanpa menimbulkan rasa marah, apalagi kalau yang kena terjangan angin helikopter pejabat adalah masyarakat kecil yang sudah susah. seperti inaq Isah pedagang es kelapa muda yang mangkal di Taman sangkareang yang dagangannya diserbu debu. "tapi, masih tetep laku kok mas, karena sudah saya tutup rapat. Tapi saya seneng tumben bisa lihat helikopter dan bapak presiden dari dekat." celotehnya, "Pak SBY Guanteeng."celetuknya sambil tersipu. (Datu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar