mellbaoNews. Sabtu, 19/Mei/2012, telihat ramai ratusan peserta undangan berdatangan ke gedung Sankerenang untuk
menghadiri seminar dalam rangka memperingati hari kebangkaitan nasional.
Momentum peringatan hari Kebangkitan Nasional, yang jatuh pada tanggal, 20 Mei, 2012 harus jadikan sebagai refleksi penguatan identitas nasioalisme kebangsaan seluruh elemen masyarakat. Terutama pemuda dan mahasiswa sebagai penerus perjuangan di masa mendatang. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendahulu, khususnya pra-kemerdekaan harus dijadikan tauladan bagaimana mewujudkan dan menjaga kokohnya NKRI dalam bingkai kebhinekaan.
Momentum peringatan hari Kebangkitan Nasional, yang jatuh pada tanggal, 20 Mei, 2012 harus jadikan sebagai refleksi penguatan identitas nasioalisme kebangsaan seluruh elemen masyarakat. Terutama pemuda dan mahasiswa sebagai penerus perjuangan di masa mendatang. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendahulu, khususnya pra-kemerdekaan harus dijadikan tauladan bagaimana mewujudkan dan menjaga kokohnya NKRI dalam bingkai kebhinekaan.
Dalam sambutan yang disampaikan
oleh Direktur Bumi Gora Institut, mengatakan. Di tengah karut-marutnya
percaturan politik dan gejolak pemerintahan nasional, kekompakan sebagai bangsa
yang besar sedang diuji. Sementara itu persoalan di daerah-daerah juga terus
bermunculan. Sehingga dalam menyelesaikan persoalan tersebut membutuhkan
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
Pada waktu yang bersamaan
pembicara Ketua PW Muhammadiah NTB, Muharrar Ikbal, memaparkan tentang pentingnya memperingati hari kebangkitan nasional
sebagai perwujudan kita masyarakat yang majmuk. Di NTB, Konflik antar kelompok
masyarakat terus terjadi meski kadang dipicu oleh persoalan sepele. Kekerasan
atas nama agama dan kelompok mayoritas pecah di mana-mana. Laku ekspresi anarki
gejolak di masyarakat seakan tidak pernah redup sampai saat ini.
Menuurtnya, perbedaan-perbedaan
yang dapat mengganggu keutuhannya NKRI harus segera diakhiri. Konflik antara
masyarakat harus dihindari karena hanya akan menimbulkan kerugian buat kita
semua. Apalagi NTB sebagai salah satu kawasan rawan konflik mendapat perhatian
khusus dari pemerintah terkait kondusifitas kehidupan masyarakat.
Dalam acara tersebut turut
mengundang beberapa pembicara yang tidak
berkesempatan hadir pada seminar sehari tersebut. diantaranya: Prof. Dr.
Galang Asmara, SH., M.Hum. (Akademisi UNRAM), Asisten I Setda NTB, Drs.
H.Ridwan dan H.Didi Sumardi, SH (Datu Mellbao).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar