Dalam aksi damai tersebut masyarakat pesisir yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pesisir Indonesia (AMPI NTB) mempertanyakan dimana keadilan bagi masyarakat pesisir. Ketua AMPI NTB yang mewakili masyarakat pesisir menuntut keberpihakan pemerintah dalam penyelesaian disetiap kasus yang terjadi di masyarakat pesisir. seperti halnya yang telah terjadi di Dusun Mangsit, Desa Sengigi, Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, yang dimana jalan untuk nelayan pergi melaut sudah tertutup dengan bangunan hotel berbintang.
Anehnya lagi ketika mereka mau pergi melaut mereka harus memajat pagar seperti maling, begitu juga yang terjadi di Dusun Karang Telaga, Desa Seteluk, Kecamatan Batu Layar, masyarakat seringkali diusir oleh Mr. Wine, salah seorang warga negara Australia yang mengklaim disekitar tanah tersebut adalah miliknya, sehingga dengan pengusiran itu membuat masyarakat desa seteluk resah, hal serupa juga terjadi di lingkungan Bintaro, Kecamtan Ampenan Kota Mataram dimana tanah pesisir mau dijual oleh oknum mengklaim tanah itu milik mereka dan nelayan tidak boleh menyandarkan perahu mereka ditempat tesebut beteriak tegas dalam orasinya. Kami berharap dengan hormat kepada Gurbernur NTB, TGB. Zainul Majdi untuk mendengarkan suara kami, suara orang susah. untuk segera menyelesaikan ketidakadilan yang telah menimpa wong cilik selama ini, ungkapnya.
Aksi damai pun berjalan dengan tertib dan lancar, walaupun sempat polisi menegur pendemo untuk tidak mengunakan pengeras suara Salon Basoka. Hingga salah seorang utusan dari AMPI NTB diperkenankan masuk untuk bertemu lansung dengan Gurbenur NTB. (Yar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar