Resensi KM.Mellbao: Umur 26 tahun Merry Riana sudah mengantongi uang satu juta dolar, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi wanita semuda dirinya. Menyimak lembar demi lembar dalam buku ini, seolah kita ‘dipaksa’ untuk mengerti diri seorang wanita bernama Merry Riana. ‘Dipaksa’ untuk menemani Merry menghabiskan waktunya ketika kuliah di Singapura. ‘Dipaksa’ untuk merasakan keprihatinan dan bergelut dengan kehidupannya mie instan menjadi ukurannya menggambarkan betapa sempitnya hidupnya kala itu. ‘Dipaksa’ pula untuk ikut dongkol ketika semua usahanya berakhir di jalan buntu. Namun itulah hidup!.
Bila menyimak buku ini, kita akan tahu betapa beruntungnya Merry Riana. Kok beruntung? Ya, Merry Riana sangatlah beruntung mendapatkan pembelajaran dan lulus dari ‘sekolah kehidupan’. Sekolah yang mengajarkannya memaknai kehidupan, menghargai setiap sen yang didapatnya, menikmati setiap sukses yang berhasil diraih. ‘Sekolah kehidupan’ yang digambarkan oleh Merry Riana itu memang mahal biayanya. Dibutuhkan air mata, kesabaran, keprihatinan dan keteguhan hati untuk dapat lulus dengan predikat cum laude. Dan Merry Riana berhasil lulus dengan predikat tersebut.
Dalam setiap kegagalan yang menghantam Merry tak membuatnya merana. Ya, dirinya memang terpuruk, terjerembab dalam kubangan kegagalan. Menangiskah Merry? Tentu, ia memang menangis dan hampir-hampir jurang keputus-asaan menelan dirinya. Yang hebat dari dirinya adalah ia selalu positif. Selalu bisa memaknai semua kejadian kegagalannya itu sebagai hal yang positif, dimana ia kemudian belajar dan mencari rumus-rumusan untuk menambah energi dirinya tetap tegar dan beraksi kembali.
Bila kita membaca buku ini, kesan yang didapat bukan sosok Merry Riana saja. Melainkan energi positif yang terus menyesaki simpul-simpul syaraf di benak kita. Seorang Merry Riana menuliskan dengan jelas dan sejujurnya latar belakang dirinya yang bukanlah wanita tegar yang mampu memotivasi orang untuk maju menggapai mimpinya. Ketika semua orang menertawakan mimpinya, ia tak tergoyahkan karena sudah memiliki keyakinan –meskipun terasa masih gelap, yang dapat membawanya dalam kesuksesan. Mr. Kenny, seorang bosnya pemilik laundry yang brosurnya ia bagikan, mengajarkan hal yang berada di luar dugaannya.
Mr. Kenny pandai membaca peluang dan meraih kesempatan ketika semua orang terjerat dalam belenggu kesusahan. Dari kesusahan itulah Mr. Kenny berdiri tegak dan meraih sukses. Bagian ini mengajarkan betapa atmosfir kesusahan tengah menyelimuti, pasti ada kesempatan yang dapat digunakan untuk bergerak maju.
Dalam buku ini Merry mengajarkan untuk selalu dalam energi positif, bukan hanya memiliki keyakinan untuk maju. Namun juga pandai melihat peluang dan kesempatan dan meraihnya kemudian membawa ke tingkat yang tinggi. Nikmatilah masa-masa sulit untuk mencari rumusan yang digunakan ketika sukses sudah berhasil diraih. Yang terpenting adalah memiliki tujuan yang terukur dan ambil tindakan untuk mewujudkannya. di akhir kalimat buku ini cocok untuk kita baca khususnya bagi anak muda. (Wakil Direktur Mellbao)
Penulis : Alberthiene Endah
Penerbit : Gramedia 2011
Halaman : 209
Peresensi: Ahyar (Penulis di kolom KM.Mellbao)
Peresensi: Ahyar (Penulis di kolom KM.Mellbao)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar