Selasa, 05 Juni 2012

Si Kuning Menghilang

mellbao. Suara mesinnya masih terdengar halus, bodynya memang tak se-sexy dulu dimasa jayanya tapi ia masih menarik.  Tak ada yang berubah, hanya zaman yang telah merubah nasibnya.  Dulu di era 90'an, mikrolet kuning adalah transportasi favorit di kota Mataram. Dengan suara musik yang menghentak transportasi umum ini selalu jadi rebutan, apalagi anak-anak sekolah.  Tak heran kalau jumlah armadanya pun makin hari makin bertambah.Namun seiring perkembangan zaman, angkot demikian ia biasa disebut, mulai tergusur oleh makin bertambahnya sepeda motor.  "sekarang kan hampir semua orang punya motor mas, apalagi makin banyaknya finance dan persyaratannya yang mudah, mikrolet jadi sepi penumpang." kata Mahdi seorang sopir angkot yang tinggal di lingkungan Tangsi kelurahan Ampenan Selatan saat di temui km.mellbao di tempat mangkalnya disebuah warung kopi di jalan Majapahit dekat perpustakaan Daerah.   

Hari ini Mahdi dapat carteran untuk mengangkut buah-buahan milik seorang pedagang buah kaki lima di seputaran jalan Airlangga, "yah sekarang kita lebih banyak ngampas dan cari penumpang para pedagang mas.  soalnya kalau berkeliling kota mataram sesuai jalur trayek untuk nyari penumpang, pasti rugi, selain karena hampir semua orang sudah punya motor juga ada armada ojek yang ngambil duluan."keluh mahdi sambil membantu penumpangnya menaikkan barang ke mikrolet bututnya.

Mahdi adalah salah satu dari banyak sopir mikrolet yang saat ini makin bingung bagaimana cara mensiasati keadaan, sementara perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Mataram seperti tidak terkendali.  Walhasil, iklim di Kota Mataram saat ini terkena imbasnya, puaanaass dan gerraah.  Kalau tidak di antisipasi secepatnya, insya Allah lima atau sepuluh tahun kedepan Mataram akan jadi Jakarta yang macet, polusi dan semrawut.  
Mahdi dan sopir-sopir angkot yang lain berharap, pemerintah mau membuat peraturan yang mewajibkan agar setidaknya PNS dan anak sekolah menggunakan transportasi umum kembali agar lalu lintas dan iklim kota menjadi teratur dan bersih.  "jangan kalau sudah bermasalah seperti Jakarta baru diurus." celetuk Ahyar seorang mahasiswa yang ikut mengomentari.[datu]

Tidak ada komentar: