mellbao. Senyum manis bak senyum seorang putri tersungging dari bibir Bi Anah, pedagang kaki lima di dekat taman ampenan di lingkungan sukaraja barat. Bagaimana tidak tersenyum semanis putri kalau akhirnya keresahannya selama ini akibat lapaknya tempat ia dan keluarganya menaruh harapan demi kelangsungan hidup, digusur. Air matanyapun sempat tumpah ruah karena bingung bagaimana menjalani hidup keluarganya.
Tapi pemerintah kota jelas bukan tanpa perencanaan dengan menggusur semua lapak pedagang kaki lima yang ada di kota mataram, tidak hanya di wilayah Ampenan saja, terutama lapak-lapak yang mengganggu ketertiban umum yang mengambil lahan publik seperti trotoar dan badan jalan. Pemkot Mataram telah membangunkan tempat berjualan yang lebih representatif dan nyaman serta cantik dipandang mata di beberapa titik yang sudah dipersiapkan pemkot agar sesuai dengan tata kota dan motto kota Mataram; Maju, Religius dan Berbudaya. Salah satunya adalah yang berlokasi di pinggiran kali Jangkok Ampenan. 6 buah warung tenda dibangun dengan arsitektur yang memikat, membuat banyak pedagang kaki lima lainnya yang masih belum digusur jadi ingin digusur. Agar bisa juga mendapat tempat seperti Bi Anah. "terima kasih pak wali" ucapnya masih dengan senyum manisnya yang makin manis. [datu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar