mellbao. Dari sebuah gang sempit di Lingkungan Pejarakan Ampenan, dirumah mungilnya yang asri. Adjie merangkai mimpinya. Lewat goresan paletnya (sebuah alat yang biasa digunakan tukang keramik untuk memoles semen namun berukuran kecil sebesar kelingking orang dewasa) Adjie menciptakan karya lukis yang menawan. Dan itulah yang menjadi ciri khas lukisannya, terkesan kasar dan tumpang tindih. Namun bila diperhatikan dari jarak 1 atau 2 meter lukisannya akan tampak lebih hidup dan mengagumkan.
Sudah banyak hasil karyanya yang bahkan sampai dijual di galery-galery di luar negeri. Seperti Jepang dan Australia serta beberapa negara eropa seperti Jerman. Didalam negeri terutama di Lombok sendiri banyak Hotel ataupun restauran yang memajang lukisannya, seperti Hotel Sahid Legi, Lombok Raya, Zaitun Selaparang, Mc Donald, Bank BRI dan beberapa rumah pejabat dan Gallery di senggigi juga Bali. Adjie, yang berasal dari Pasuruan Jawa Timur. Sudah menggeluti dunia seni lukis sejak tahun 1990'an, bahkan karena kecintaannya pada dunia yang satu ini, ia rela meninggalkan rumah dan kedua orang tuanya juga sekolahnya. bergaya hidup ala Bohemian, begitu kata orang tentang gaya hidupnya yang tak teraratur seperti manusia normal lainnya. Bahkan ia pernah ndak mandi selama hampir satu bulan dan khusyuk melukis, "kalau sedang mood memang gitu mas." katanya saat km.mellbao mengunjunginya dirumahnya yang juga menjadi tempat kerjanya. "rumah ini,"ceritanya "adalah hasil melukis dan bantuan dari bapak almarhum H.Akeang." katanya mengenang H.Akeang si pengusaha pemilik Hotel Lombok Raya.
Kini diusianya yang sudah hampir 40 tahun, Adjie sedang ditawari oleh bossnya yang seorang bule asal Australi untuk mengadakan pameran tunggal di negeri kangguru itu, dengan nama David Turrel pemberian bossnya, Adjie berusaha meraih mimpinya agar bisa dikenal dan terkenal seperti idolanya seorang pelukis Asal Australia John Mc Carvin. "saya saat ini memang lagi seneng sama gaya melukisnya Mc Carvin." katanya.
Tapi keinginannya yang terbesar adalah mempunyai lapak dijalan-jalan disekitar kota Mataram, "karena saya ingin lukisan itu bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Kalau di galery kan hanya orang-orang berduit saja yang bisa menikmatinya." ujarnya sambil menceritakan kalau mulai minggu depan ia akan jualan di sekitar jalan udayana yang tak jauh dari rumahnya. "seni itu indah, tapi indah itu belum tentu seni."katanya menjelaskan beda antara seni dan indah pada km.mellbao. [DATUmellbao]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar