KM.MellbaoNews. Sore harinya,
ketika Matahari tak lagi menyengat dan angin sejuk bertiup-tiup membelai pantai, di bagian depan sebuah kali membelah kota
pesisir. Setiap harinya warga setempat menikmati pemandangan atau sekedar menonton perahu hilir mudik dari laut pantai Ampenan.
Pandangan sekilas
tertuju ke kali berukuran 4 meter, tak ada yang aneh dengan pemandangan sore itu,
semua jenis sampah berjejalan makin menumpuk tenggah di gerus gelombang air laut yang naik sampai ke hulu kali. Naiknya sampah di sekitar bahu jalan membuat sebagian warga yang lalu lalang menghirup bau yang kurang sedap. Di khawatirkan lagi para warga
lingkungan kampung Banjar, Kecamatan
Ampenan Selatan, merasa cemas dengan hal seperti itu.
Bau sampah
yang menyenggat hidung menjadi asam garam, dan kondisi sampah yang sedemikian
sudah biasa saya saksikan di tempat ini. Saya tidak mau menyalahkan siapa pun dengan kondisi sampah yang seperti ini. Ujar Sidik
warga kampung Banjar, dengan wajah sejenak terlihat sendu menatap sampah yang berjejalan terseret pasang surut air laut.
Hal senada
juga diakui Yan, oleh salah seorang pemancing di kolam Ampenan mengatakan, Kondisi ini jelas memprihatinkan
mengingat pantai Ampenan bagaikan kota mitro politan mini bagi warga setempat dan tergolong sebagai bekas pelabuhan
paling bersejarah pada tempo dulu. Sehingga
harapannya, masyarakat disekitar Lingkungan kampung Banjar perlu diberikan
penyadaran untuk tidak membuang sampah sapi lagi ke tengah kali satu-satunya
ini, terutama peran serta pemerintah kota Mataram sangat ditunggu -tunggu, demi kenyamanan di sekitar lingkungan kampung Banjar ini," Ujarnya. (Yar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar