Rabu, 07 Desember 2011

Gerakan Memilah dan Recycle Sampah

mellbao. Bank sampah mellb@o memberikan layanan unik mengikuti jejak saudaranya di Badegan, Bantul, DIY yaitu tabungan sampah.  setelah berjalan hampir lima bulan dan boleh dikatakan sukses meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga lingkungan.  

Dua buah tong bekas nyantai dibawah pohon pisang yang tertunduk malu, satu berwarna kuning satunya lagi berwarna hijau.  ada tulisan organik tertulis di tong berwarna hijau dan An'organik di tong berwarna kuning.  kedua tong itu sudah dua bulan ini kongkow disana, diguyur hujan disengat matahari.  karena tugas tentunya tong-tong itu rela diguyur dan dijemur saban hari, tugasnya sederhana, mengingatkan warga untuk memilah sampah-sampah mereka.  yang organik, yaitu jenis daun-daunan, sayur, buah.  sementara yang an'organik, yaitu sejenis plastik, besi, kaleng, botol.  tapi sekarang, kedua tong itu dapat teman baru sebuah tong lagi berwarna biru yang bertuliskan kertas.  


sorenya kala matahari hendak rebahan di ufuk barat, dengan percikan warna oranye membias di angkasanya.  sekelompok ibu-ibu mulai memilah sampah-sampah yang masuk ke bank.  ada yang datang dari tabungan nasabah, ada juga dari para becak orang yang keliling mencari dan membeli sampah dengan menggunakan kereta dorong yang dimodifikasi dengan sepeda.  

Bank Sampah mellbao sebenarnya bermula dari bisnis pengepul sampah, yang melayani jual beli sampah an'organik yang didapat dari warga sekitar dan para becak.  jam operasionalnya juga tak tentu, kadang seharian bahkan bisa sampai malam.  tapi setelah meluncurkan program bank sampah, jam operasionalnyapun berubah menjadi jam 09.00-18.00 waktu mellbao.

menurut Mh. Firmansyah pendiri sekaligus owner bank sampah yang biasa dipanggil hero di kampungnya, perubahan dari pengepul sampah menjadi bank sampah dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya serta membantu menambah penghasilan mereka.  begitu ditanya tentang bagaimana nasib para becak yang biasa berkeliling ke rumah warga, direktur bank sampah yang juga ketua Kampung Media Kecamatan Ampenan ini menjawab " itu sudah saya pikirkan sebelum memulai bank sampah ini, jadi para becak itu tak perlu takut kehilangan mata pencaharian karena mereka dijadikan petugas bank sampah yang ditugaskan mengambil tabungan sampah nasabah." katanya sambil menjelaskan bahwa bank sampahnya mempunyai cabang di beberapa lingkungan yang dikoordinir oleh remaja masjid.  tapi saat ini macet karena kebanyakan penggemarnya hanya anak-anak sekolah yang jumlah setoran sampahnya otomatis lebih sedikit daripada orang tua mereka atau nasabah rumah tangga.  tapi ada juga beberapa warga yang memang mengatasnamakan buku rekening sampah mereka atas nama anak-anak mereka.

menurunnya jumlah nasabah Bank sampahnya dikarenakan banyaknya berjamuran bisnis pengepul sampah yang mulai melebarkan ruang usahanya ke hampir di semua kecamatan.  yang berdampak pada persaingan harga yang kurang sehat.  seperti misalnya sampah plasti di Bank sampah mellb@o per kilonya 2000, tapi di pengepul berani dengan harga 2300.  namun persaingan harga itu menurut bang hero hanya berlangsung sesaat karena beberapa hari kemudian kembali ke harga 2000 bahkan 1800.  hal ini semata-mata karena strategi bisnis.

saat ini bank sampah mellb@o berusaha melebarkan sayap dengan mencari daerah pengembangan usaha baru, sekaligus memasyarakatkan budaya Gemah Ripah atau gerakan memilah dan recycle sampah dalam usahanya membantu pemerintah juga demi kelestarian lingkungan.  oh so sweet. 

Tidak ada komentar: