Sabtu, 16 Juni 2012

Panen Padi Jelang Tahun Ajaran Baru



KM.MellbaoNews.“Saya hampir tak percaya kalau sekarang bisa panen dengan hasil 9-10 ton, satu kali panen, dengan hasil itu saya bisa hidup layak secara ekonomi dan menabung untuk menyekolahkan anak-anak,” kata pak Samsul, petani dari Bagik Kembar, Ampenan. Itulah ungkapan salah seorang petani yang tengah panen padi di sawahnya. Ketika KM. Mellbao bertemu lansung pak Samsul, beliau pun menyambut kedatangan kami dengan muka berseri-seri. Mesin Perampek terus berbutar menggugurkan buah padi. tanpa terasa waktu magrib hampir tiba, karung putih kosong sudah menunggu disamping mesin perampuk untuk segera diisi padi. Begabah atau (panen padi) adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh semua petani di Bagik Kembar, setelah 3 bulan lebih menunggu hasil bekerja keras  awal  penanaman hasilnya pun sudah bisa saksikan lansung. Pak Samsul berdiri tegak sambil memegang ikatan jerami padi untuk dimasuk kan ke mesin Perampek.

Di tahun tahun 2003-2004, hasil panen padi di sawahnya boleh dibilang tidak mendapatkan hasil apa-apa, dilahan  sawah 80, are itu. Jangan kan satu ton untuk mengembalikan modal satu kali panen pun tak bisa kembali, waktu itu saya hampir mau menjual sebagian sawah saya untuk melunasi hutang yang menumpuk. Dengan  kerja keras itulah saya  mencoba  untuk meretas jalan kemiskinan dan kekurangan, Ungkapnya sambil menceritakan perjalanannya.” Tapi kegagalan itu tidak membuat ia harus  patah semangat, bekerja keras adalah kata yang selalu membara dalm benaknya. 
Di tahun ini hasil panen memang memuaskan, pucuk ulan tiba, mungkin ungkapan itu paling tepat untuk menggambarkan suasana yang rasakan pak Samsul saat itu. Kalau pun hasil panennya seperti tahun insyalloh hal ini bisa mengairahkan perekonomian petani. Kini dari hasil panen padi itu ia akan Begawe untuk tetangganya di Bagik Kembar, bentuk rasa syukur beliau. (Yar). 





Tidak ada komentar: