Senin, 04 Juni 2012

KULINER PAGI DI AMPENAN

km.mellbao. Pagi baru saja mulai, bahkan matahari juga belum lagi mempelihatkan sinarnya saat inaq melah sudah terlihat sibuk mempersiapkan dagangannya.  Seperangkat kompor cetakan serabi tradisonal yang terbuat dari tanah, dua ikat kayu bakar serta segentong adonan serabi yang terbuat dari campuran beras ketan dan tepung maizena serta beras, santan kelapa, garam dan gula pasir diangkutnya bersama seorang anak perempuannya yang berusia 9 tahun.  Inaq Melah adalah seorang pedagang serabi santan yang sudah mangkal jualan serabi di jalan energi sejak tahun 80'an generasi ke-3 dari neneknya.  Tak heran kalau akhirnya serabi buatan inaq melah jadi menu wajib sarapan pagi warga sekitar bahkan sampai luar wilayah kampungnya di lingkungan Karang Panas karena sudah mempunyai pelanggan tetap yang juga mungkin pelanggan generasi ke-3.  Serabi adalah jajanan tradisional yang hampir ada di setiap daerah, bahkan makin terkenal setelah beberapa wirausahawan kuliner khusus serabi mulai banyak berdatangan dan membuka cabang di Mataram.  Salah satunya sorabi kraton asal jogya dan sorabi bandung yang bercita rasa beraneka macam.  Persaingan kuliner jajanan tradisional inipun makin ramai dan sengit. Dan imbasnya, serabi tradisional khas lombokpun ikut kena sikut.  Tapi, serabi dengan cita rasa ala kadarnya ini malah makin tegar berdiri dan mampu bersaing walau dengan alat dan bahan seadanya.   
Salah satunya adalah serabi buatan inaq melah, yang masih eksis walau berjualan di pinggiran jalan tanpa ada tempat bernaung, seperti gerobak apalagi warung ataupun toko. Dengan bentuk serabi kecil seukuran tutup gelas, serabi inaq melah masih laris manis mungkin yang membedakannya hanya rahasia racikan serabinya yang berasal dari selera asal yang masih tradisional dan alami.  "serabi saya ini dari dulunya memang seperti ini rasanya, gurih dan legit dengan sedikit rasa asin, manis." katanya saat ditanya km.mellbao tentang rahasia rasa serabinya.  Seorang pembelinya yang juga adalah pelanggan tetap serabi inaq melah seorang -ibu usia paruh baya mengatakan bahwa cita rasanya yang sederhana itulah yang membuat ia  tetap menikmatinya, "kalau serabi sekarang kan macam-macam rasanya, namun cepet bosen mas. Kalau serabi inaq melah kan bisa kita padu padankan dengan menambah selai atau susu kalau misalnya kita ingin rasa yang lain.  tapi seperti ini saja sudah enak kok." katanya.  Saat ditanya kenapa tidak membuat rasa yang lain seperti strawberry atau coklat,  "kalau yang begitu saya tidak bisa pak, saya cuma tahu yang begini saja." jawab inaq melah lugu sambil  menambahkan bonus dua biji ke pesanan km.mellbao.  
Saat matahari makin lebar tersenyum, para pelanggannya mulai berdatangan.  Tak terasa satu gentong adonan serabinyapun ludes terjual, iapun menyuruh anaknya mengambil lagi adonan yang memang sudah ia persiapkan di rumahnya.  Belum lagi pagi menyentuh siang, adonan tambahan itupun habis.  "alhamdulillah." kata inaq melah yang ternyata setiap pagi ia bisa menghasilkan 70 sampai 100 ribu rupiah dengan berjualan serabi. [datu]    

Tidak ada komentar: