Selasa, 06 Maret 2012

melebur sampah menjadi Rupiah

mellbaopost Sampah selalu bertambah, tapi lahan untuk tempat pembuangan sampah tak pernah bertambah. Maka dibutuhkan sistem pemanfaatan sampah menjadi bernilai ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal.

Kalau misalnya Ustad Ahyar Abduh Walikota Mataram bingung caranya mengenyahkan sampah di Kota Mataram, Mh. Firmansyah justru sedang asyik mengunjungi timbunan sampah yang banyak sekali nongkrong di pinggir jalan Kota Mataram seabrek-abrek.

Ternyata BussinessMan satu ini ingin mengubah sampah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Seperti : Pupuk Kompos Padat, Pupuk Organik Cair, Batu Bata, Batu Beton yang tahan hingga berusia ratusan tahun, plastik dan bahan daur ulang. Meski dibeberapa negara tetangga seperti; Malaysia, India sudah berhasil mengolah sampah menjadi Gas Methan dan Listrik. Menurut Firman, bila ingin mengais rezeki dari bisnis mengolah sampah menjadi barang bermanfaat, bisa dimulai dari lingkungan terkecil. Misalnya, membuat tempat pengolahan sampah di sebuah lingkungan perumahan dengan tekhnologi PSBL  (Pengolahan Sampah Berwawasan Lingkungan) yang mengedepankan prinsip 4M (Mudah, Murah, Manfaat, Massal). Dengan lahan seluas 1000m dan 1000 rumah, metode PSBL tidak akan menimbulkan polusi. 

Mengapa? "Karena sampah-sampah tersebut sudah dimasukkan kedalam kantong sesuai dengan jenisnya. Sampah organik dimasukkan dalam kantong berwarna hijau, sampah anorganik kedalam kantong berwarna kuning. Sedangkan limbah B3 kantong hitam."kata bisnismen yang juga ketua Kampung Media Mellbao. Sampah-sampah yang diletakkan didepan rumah, langsung diangkut petugas kebersihan perumahan untuk dibawa ke instalasi PSBL dan langsung diolah agar tidak menimbulkan bau, penyakit dan polusi.


Pengolahan sampah pada instalasi PSBL meliputi pemilahan, fermentasi, pengabuan, pengolahan dan pengemasan menjadi barang yang bermanfaat. "Buat skala perumahan diproyeksikan untuk mengolah semua sampaqh menjadi pupuk padat, pupuk cair, bahan pakan ternak, bata, blok beton. Sementara lokasi instalasi PSBL yang dekat dengan pasar dipilih untuk memperkecil biaya angkut sampah dan menghindari kemacetan.


Produksi PSBL skala perumahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.  Umumnya produksi PSBL berupa pupuk kompos padat, pupuk organik cair, plastik, bata, dan balok beton.  Untuk timbunan sampah 12m kubik per hari, jumlah jenis produk PSBL dapat disimulasikan seperti tabel dibawah ini ;
Produksi PSBL Skala Perumahan Kapasitas Sampah 12 meter kubik/hari 
No.     Nama Produk              Kapasitas        Harga Satuan        Jmlh.Harga (Rp)
1.     Pupuk Kompos Padat     500 kg              500/kg                    250.000
2.     Pupuk Organik Cair        100 liter           8000/liter               800.000
3.     Plastik                              200 kg              2000/kg                  400.000
4.     Bata                                  300 buah        200/buah                  60.000
5.     Blok Beton                      100 buah         500/buah                  50.000
6.     Bahan Daur Ulang          200 kg             300/kg                       60.000
Total Hasil per Hari                                                                       1.620.000


Bicara biaya investasi, menurut ketua kampung media Mellbao dapat disesuaikan dengan fokus kebutuhan produk.  Bila produk yang dihasilkan Instalasi PSBL berupa pupuk kompos padat, pupuk organik cair, plastik, bata dan blok beton; biaya inventaris PSBL diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu 3-4 tahun.  Dalam hal ini pengembalian biaya investasi PSBL tergantung dari hasil penjualan produksi.
Bila penjualan produksi dapat dilakukan sebanyak 90%, maka biaya investasi dapat dilakukan dalam waktu 3 tahun.  Akan tetapi bila penjualan produksi hanya 70%-80%, maka biaya investasi dapat dilakukan dalam waktu 4 tahun.  Untuk mempercepat pengembalian investasi, Divisi Kebersihan Perumahan dapat berkerjasama dengan Divisi Pertamanan Perumahan, serta instansi Pemerintah dan swasta terkait lainnya.  Anda tertarik?

Tidak ada komentar: