Senin, 12 Maret 2012

Bermimpi Hijau Di Kota Yang Tak Lagi Hijau

Datu Mellbao

mellbao Banyak yang bertanya kepada saya apa itu mellbao.  Yang jelas mellbao bukan nama makanan cepat saji jawab saya setengah bercanda.  Dan itu membuat mereka makin penasaran.

Mellbao itu berasal dari bahasa sasak, Mell yang berarti sejuk dan Bao yang berarti teduh.  Jadi kalau digabungkan setidaknya menurut saya maknanya sangat banyak tapi salah satunya adalah adalah, kedamaian.  Sudah sejuk, teduh lagi.  Nah, ente tahu ngak bro, Mellbao itu bagi saya adalah sebuah ideologi yang saya yakini karena maknanya, kebaikan serta kegunaan yang terkandung didalamnya.  Karena saya menganggapnya sebagai ideologi, jadi saya sangat menjiwainya.  Lalu sayapun mempraktekkannya tapi tidak terlalu ngotot untuk memproklamirkannya agar ente-ente semua juga ikut dan mengikutinya.
Saya atau ente bro, belum bisa dikatakan mellbao.  Kalau ente ataupun saya tidak perduli pada masalah lingkungan.  Contoh sederhana saja, kalau misalnya saya makan permen lalu membuang bungkusnya, walaupun cuma seujung kuku di sembarang tempat, maka saya belum bisa dikatakan mellbao.  Tapi kalau saya menyimpannya dulu disaku atau dalam tas lalu kemudian nanti membuangnya di tempat yang seharusnya, baru saya bisa dikatakan sudah mellbao.  Dari barang sekecil itu saja kita perduli apalagi yang dalam partai besar.  
Mellbao itu hijau bro, yang membuat kita peduli pada perubahan suhu bumi.  Terik sinar matahari sekarang yang semakin terasa membakar, mengusik jiwa mellbao kita untuk menanyakan pada diri, Whats Wrong?. Kalau kita cuek saja dan tidak perduli, tunggu saja waktu kehancuran kita.
Karena mengajak orang untuk ikut peduli pada masalah lingkungan itu sulit, apalagi mengurus sampah, muncullah ide atau gagasan untuk mendirikan Bank Sampah.  Dibeberapa kota di pulau jawa sudah lebih dahulu mempraktekkannya dan ternyata berhasil.  Jadi, kalau mau mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungannya perlu kita gelitik sisi ekonomisnya.  Semua sampah rumah tangga mereka, kita bayar.  Dan, alhamdulillah agak berhasil.  Walaupun sebenarnya jiwa mellbao tidak memperdulikan nilai nominal uangnya, tapi kebersihan lingkungan, kesejukan, keteduhan jiwa manusia dengan sekelilingnya juga kepedulian mereka pada kehidupan kini dan nanti.  Setidaknya virus mellbao mulai menjangkiti mereka. Karena mellbao adalah juga hak asasi, mellbao adalah masa depan. Agar mereka tahu agar semua tahu dan menyadari bahwa betapa pentingnya mellbao, betapa pentingnya hijau di kota yang tak lagi hijau ini.
   

Tidak ada komentar: