Rabu, 11 Juli 2012

Gubuk ku Istanaku

mellbao  Rumahku adalah Istanaku, Rumahku adalah Surgaku.  Kata-kata bijak yang sering kita dengar dan baca dan sarat dengan makna itu memang benar sekali, tak memandang bagus, besar atau mewahnya sebuah rumah.  Bahkan sebuah gubuk reot yang jauh dari kategori rumah sangat sederhana dan layak huni sekalipun, bisa menjadi sebuah istana juga mungkin surga bagi penghuninya.

Adalah seorang mantan perawat yang kini hidup seorang diri di gubugnya yang sungguh amat sangat memprihatinkan di Lingkungan Taman Kapitan Kelurahan Taman Sari Kecamatan Ampenan.  Namanya Bu Rini, biasa dipanggil papuq (nenek) Rini oleh warga sekitar.  Tinggal di tanah milik tetangganya, papuq Rini membangun sebuah rumah mungil dari pagar bambu berdiameter 3x4 meter dan sebuah tempat ngaso atau sejenis balai-balai di luar rumahnya terbuat dari bambu dengan ditutup kain bekas yang saat ini beralih fungsi menjadi tempat tidurnya.

"sebenarnya beliau pernah diminta pindah oleh kepala lingkungan dan warga ke panti jompo, tapi ndak mau."kata Bu Nur tetangganya pada km.mellbao.  Entah apa yang ada dalam benak dan pikiran papuq Rini, yang untuk menghidupi kebutuhannya sendiri ia tak mampu karena kondisi tubuhnya yang sudah payah.  Melihat keadaannya itu, warga sekitarpun membantunya dengan memberinya makan dan minum.  "ia hanya sebatang kara, tak ada keluarga. suami ataupun anak." jelas Bu Nur yang sore itu membawakannya Roti.

Bersama seekor kucing liar yang menemaninya, papuq Rini terlihat begitu menikmati kesendiriannya.  Walau dingin menerpa dan nyamuk menggerayangi tubuh rentanya, ia tetap bertahan.  Mungkin dibenaknya ia berkata, "gubugku istanaku, gubugku surgaku.". Ah, semoga pemerintah segera merelokasinya karena akan kurang pantas dan elok kalau sebuah gubug reot yang dihuni oleh seorang tua renta berada dekat dengan kantor Lurah.  Apa kata dunia?. [mellbao] 


Tidak ada komentar: